Spartacus: War of the Damned (2010–2013)

Watch the story of history's greatest gladiator unfold with graphic violence and the passions of the women that love them. This is Spartacus.

Creator : Steven S. DeKnight
Stars : Andy Whitfield, Lucy Lawless, Manu Bennett
Star Rank:




Legenda para gladiator kembali dihadirkan. Cocok bagi mereka yang menyukai aksi laga dan pertempuran para jawara-jawara Romawi. Para produser peraih penghargaan, Sam Raimi (Spider-Man), Rob Tapert (The Grudge), Josua Donen (The Quickand the Dead) dan Steven S. DeKnight (Buffy the Vampire Slayer) bergabung dan menghadirkan serial grafis dengan alur cerita yang mendalam. Spartacus: Blood and Sand dibintangi oleh aktor Australia Andy Whitfield yang berperan sebagai Spartacus, Lucy Lawless bermain di Xena: Warrior Princess sebagai Lucretia, John

Hannah sebagai Batiatus, dan Peter Mensah bermain di 300 sebagai Doctore.Spartacus di sini menjadi tokoh sentral. Ia dikhianati oleh bangsa Romawi, diperbudak, lalu terlahir kembali sebagai seorang gladiator. Nasib memisahkannya dari tanah kelahirannya dan dari wanita yang ia cintai. Spartacus seolah dikutuk. Ia harus hidup di dunia yang sangat brutal, di mana darah dan kematian menjadi hiburan yang paling dinanti-nanti. Namun tidak semua perjuangan dipertarungkan diatas arena. Pengkhianatan, korupsi, dan godaan-godaan sensual para wanita terus-menerus menguji Spartacus. Untuk bertahan hidup, ia harus mampu menjadi lebih dari sekedar seorang pria. Lebih dari sekedar seorang gladiator.Spartacus harus menjadi seorang legenda.
Serial TV khusus untuk dewasa yang sehat ini berisi materi dewasa dan kekerasan, mengingatkan pada film graphic 300 dan Gladiator, hanya saja yang ini jauh lebih brutal. Sutradaranya sendiri berkilah bahwa kebrutalan dan paparan seks dalam tiap episodenya adalah untuk menciptakan nuansa otentik pada jaman Romawi kuno. Terlepas dari serial TV diatas, sosok Spartacus sendiri sangat menarik. Spartacus adalah tokoh historis yang benar-benar ada. Ia memimpin para budak ke dalam perang Budak ke-3 atau Third Servile War yang merupakan perang budak terakhir dan sekaligus yang paling besar dalam sejarah Romawi.

Sedikit yang bisa kita ketahui dari masa lalunya, ia adalah seorang Thracian, suku-suku indo-eropa yang bermukim di eropa selatan ? sekarang di Bulgaria. Plutarch, seorang sejarawan Romawi kuno menceritakan bahwa dulunya Spartacus pernah menjadi tentara Roma namun entah kenapa ia ditahan, kebebasannya direnggut, dijadikan budak dan dikirim ke tempat pelatihan gladiator di Capua. Kemungkinan besar Spartacus bukan nama aslinya, mungkin hanya nama di arena dan nama inilah yang membuatnya terkenal. Di dalam serial ini selain nama Spartacus ada nama Onemaus, Gannicus dan Crixus. Mereka adalah gladiator-gladiator yang juga eksis dalam sejarah. Mereka jugalah yang kemudian menjadi jendral-jendral dalam peperangan yang disulut Spartacus.

Yang membuat Serial ini menarik adalah sosok Spartacus yang berani bermimpi dan berbicara tentang kebebasan. Di saat semua budak lainnya hanya bisa pasrah dan menerima nasib buruk mereka sebagai budak, Spartacus tidak demikian. Ia pelan-pelan menyusun strategi dan kekuatan demi mewujudkan cita-cita kebebasannya. Serial Spartacus: Blood and Sand meraih sukses besar di Amerika Serikat. Episode perdananya mampu menarik 3,8 juta pemirsa. Jumlah tersebut mengungguli pemirsa Dexter dan The Tudors pada pekan pertama penayangan perdana masing-masing serial. Serial ini berhasil mempertahankan jumlah penonton dengan rata-rata lebih dari satu juta pemirsa perminggu. Kesuksesan Spartacus lantaran menyuguhkan perpaduan unik antara live action, efek novel grafis dan adegan-adegan pertempuran yang brutal dan meyakinkan. Hasilnya? Sebuah suguhan yang layak Anda tonton.